Ternyata mimpi tiada yang sempurna

Suatu ketika aku tertidur. Entah kenapa aku terlibat disuatu mimpi yang aku sendiri masih mengingatnya secara detail. Mungkin beberapa temenku telah ku ceritakan mimpi ini. Tapi semuanya……semuanya tak mengerti. Yang mereka tahu mimpi itu adalah suatu mimpi yang menakutkan. Mungkin mimpi ini terjadi karena khayalanku yang terlalu tinggi. Mimpiku di masa depan yang seakan-akan terbang bagaikan angan-angan yang tertiup angin.

Aku bermimpi menjadi seorang detektif yang sedang menyelidiki suatu kasus mafia. Aku dan rekanku dan beberapa anak buah kami melakukan penyergapan terhadap markas mafia itu.

Di saat terjadi pertempuran yang sengit aku melihat rekanku tertembak oleh salah satu anggota mafia….dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri sesuatu keluar dari jasad rekanku…yah….sesuatu itu adalah ruh yang mendiami jasad rekanku. Dia keluar dan melambaikan tangannya kepadaku seraya tersenyum. Dan ruh itu hilang terbang ke atas langit.

Tanpa sengaja, aku kehilangan konsentrasi karena takjub melihat kejadian yang menimpa rekanku. Dan selongsong peluru menembus dadaku. Sungguh sakit!!…namun setelah itu. Aku merasa jiwaku keluar dari jasadku yang berlumuran darah disekitar dadaku. Ku tatap tubuhku yang terkoyak tak berdaya ditembaki oleh ratusan selongsong peluru dari senjata-senjata musuh. Namun aku tak merasakan sakit.

Sementara aku terbang menuju keatas, tiba-tiba sesosok bayangan putih bersih dan begitu mempesona menghampiri diriku seraya mengatakan: “Terbanglah terus keatas hingga kau temukan suatu jalan kecil yang gelap. Teruslah meniti jalan tersebut, jangan pernah berbelok ke kanan atau ke kiri, walaupun yang sebelah kanan atau pun kiri lebih mempesona dirimu daripada jalan yang lurus tak berujung. Teruslah meniti”. Lalu sosok bayangan itu pun menghilang. Apakah itu malaikat?? (Wallohu A’lam) Aku tak pernah bertemu malaikat.

Lalu jiwaku terbang terus ke atas. Kulihat sebelah kanan dan kiri langit luas ditaburi bintang-bintang nan indah. Aku tak tahu apakah ini adalah sekedar khayalanku???? Tapi, mimpi ini seakan nyata bagiku. Terus ku terbang…terbang…hingga aku mencapai suatu jalan seperti yang digambarkan sosok bayangan putih tadi.

Ku mulai naik, dan meniti jalan tersebut. Benar-benar jalan yang panjang, seakan tak berujung. Dan kutengok sebelah kanan dan kiri dari jalan tersebut. Dan sungguh!!! jalan itu bercabang disebalah kanan dan kirinya. Dan benar sebelah kanan dan kiriku terhampar kebun dan keindahan yang tak bisa kuceritakan. Sungguh indah!. Ada keinginan untuk mencoba sedikit merasakan keindahan tersebut…tapi, kata hatiku mengatakan TIDAK!. Kupaksakan meniti jalan yang lurus itu dan gelap. Aku sama sekali tidak melihat ujung dari jalan tersebut. Sungguh gelap!…

Ku jalan terus…meniti jalan tersebut….hingga akhirnya…. diujung jalan tersebut ku temukan sebuah gubuk kecil yang sama sekali tak nampak indah. Tiada keinginan hati untuk menginjakkan kaki diatas gubuk tersebut keinginan hati lebih cenderung membawa diriku ke taman-taman dan kebun yang kulalui disisi jalan tadi. Tapi kata hati mengatakan aku harus mengikuti dan menginjakkan kaki digubuk tersebut.

Kuketuk gubuk tersebut seraya mengucapkan salam. “Assalamu’alaykum”……. dan keluarlah seorang nenek tua, seraya berkata: “Walaykum salam warohmatulloh, Khomaini, silahkan masuk, kami sudah menunggumu”. “Kami?” kata hatiku bertanya. Apakah begitu banyak orang yang menungguku?. Sedangkan aku hanya manusia biasa yang tiada daya upaya. Hanya seorang manusia lemah?. Lalu sang nenek itupun mempersilahkan masuk….dan apa yang kutemui didalam gubuk itu?

lembaran-lembaran kertas yang tiada ujung. Aku tak tahu apa lembaran kertas tersebut?. Disisi lain dari gubuk itu, kulihat, rekanku sedang duduk, dan menunggu sesuatu dan dia menatap kepadaku dengan senyum tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada ku. Hanya tersenyum..apa artinya ini??.

Lalu dia berdiri, berjalan, dan kemudian masuk kesalah satu pintu lain dari gubuk itu.  Terbukalah pintu itu….Aku berusaha melihat apa yang ada dibalik pintu itu…Tapi tak kuasa!!!. Lalu rekan kuhilang entah kemana.

Ketakutan mencekam di jiwaku. Aku tak dapat tersenyum layaknya rekanku lakukan. Keringat mengucur disekujur tubuhku….Yang ku ingat hanya dosa-dosa yang aku buat selama ini….ya…selama ini.

Lalu sang nenek memberikan lembaran yang kulihat tadi dengan tersenyum. Tanpa kusadari sang nenek telah melipat lembaran tadi menjadi rapih. Sang nenek menunjuk ke arah pintu yang dimasuki oleh rekanku tadi. O, rupanya dia menyuruhku menuju pintu tadi. Ketakutan semakin memuncak…..kubawa lembaran dengan tangan bergetar dan keringat semakin mengucur disekujur tubuhku. Ketakutan semakin mencekam. Hingga suatu saat aku sudah berada didepan pintu tersebut. Kugerakkan tanganku dan meraih gagang pintu. Dan kutarik ke bawah………………….dan pintu itupun terbuka. Dan apa yang kulihat……………………

Aku terbangun dipagi hari oleh suara Adzan Shubuh dimenara mesjid dekat rumahku. Peluh keringat mengucur dikeningku…dan terus mengucur. Kuseka dan ku berjalan menuju kamar mandi rumahku untuk berwudhu. Aku terus merenungi mimpiku. Dan sampai detik ini aku masih tak tahu apa yang kulihat dibalik pintu itu.

Ternyata mimpi tiada yang sempurna….

Dan aku terus mengingat mimpi itu. Sebagian mengatakan mimpi adalah bunga tidur. Tapi bagiku mimpi adalah suatu pelajaran hidup yang mungkin suatu saat akan kita lalui dengan dimensi Ilahi.

~ by lesanrego on November 13, 2007.

Leave a comment